Kamis, 19 Juli 2007

AM semena-mena

Sungguh tidak beruntung menjadi Clerk di-Bank terbesar di-Indonesia (berdasarkan total asset). Kami menjadi ujung tombak dalam pencapaian kinerja unit kerja, tetapi appresiasi dari manajemen sangat minim.
Sebagai Clerk karena dianggap tidak memiliki kontribusi yang langsung dapat meningkatkan nilai perusahaan, kami tidak dapat saham dari program MSOP (Management Stock Option Plan). Padahal program MSOP adalah program pemberian instant cash alias program rejeki nomplok. Bayangkan nilai exercisenya hanya 1400 sedang nilai saham sudah diatas 3500. Hanya pegawai officer yang menikmati MSOP, sedangkan clerk hanya bisa gigit jari.
Lebih gila lagi untuk pembagian insentif, clerk maksimal mendapat 2 kali gaji sedangkan officer mendapatkan minimal 2 kali gaji. Mengingat gaji clerk kecil, maka banyak clerk yang menerima insentif tidak lebih dari 5 juta. Sebagian clerk menerima insentif justru dibawah insentif yang diterimanya pada tahun sebelumnya, walaupun keuntungan perusahaan telah melonjak 4 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Semua ini terjadi saat AM menjadi penguasa. Memang ada direksi atau management, tetapi semuanya tidak berani untuk berbeda pendapat dengan si-AM. Termasuk wakilnya yang culun, ketika AM pergi misalnya cuti, bisanya hanya menampung dan semua putusan tetap menunggu AM pulang.